ANALISIS FIGUR KAYON GAYA SURAKARTA
Kesenian wayang kulit tidak hanya memiliki nilai adi luhung (utama) pada pertunjukan dan sastra, tapi juga pada aspek bentuknya.
Awal kemunculan figur kayon pada tahun 1522M/1443S yang ditemukan oleh Sunan kalijaga kemudian pada figur kayon 2 muncul bentuk baru yang ditemukan oleh Sri Susuhunan Paku buwono II dan kemudian pada perkembangan bentuk figur terdapat pada tahun 1856M Koleksi NMVW. Inovasi figur kayon terjadi karena adanya proses kreatif yang dilakukan secara dialektis oleh seniman wayang dari pengalamannya terhadap bentuk-bentuk figur kayon sebelumnya. Nilai filosofis figur krayon berada pada simbolitas unsur-unsur pembentuknya yang ditemukan pada setiap figur kayon meski memiliki ragam bentuk dari hasil inovasi.
Metode Penelitian yang digunakan pada kajian tersebut yaitu Metode Fenomenologi dengan fokus penelitian figur kayon gaya Surakarta, yang didukung dengan data oral dari informan penelitian.
Nilai filosofi kayon yang di presentasikan beliau dibagi menjadi 3 :
- Inovasi bentuk figur kayon wayang kulit purwa gaya Surakarta memunculkan ragam bentuk figur yang memiliki estetikanya yang disebut Dengan wanda kayon.
- Inovasi bentuk figur kayon pada wayang kulit purwa Gaya Surakarta terjadi karena seniman mengalami pengalaman estetis dan pengalaman artistik sehingga memunculkan dialektik bentuk figur kayon.
- Nilai filosofis pada bentuk figur kayon wayang kulit purwa gaya Surakarta merupakan pandangan manusia terhadap dunia yang disebut dengan kosmologi, yang terdiri dari tiga bentuk, yaitu makrokosmos, mikrokosmos, dan metakosmos.
Komentar
Posting Komentar