Review 20 Jurnal Analisis Semiotika

Anggota kelompok:

Rakha Arner Fadlurahman Azhari - 202146500846 - R4K

Zulfa Aulia Novan Fadhilah - 202146500838 - R4K

 

 

Jurnal 1.

Judul: Representasi iman dalam film kafir (Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure).

Objek: Film Kafir.

Pendekatan: Analisis pemikiran semiotik Ferdinand De Saussure.

Analisis:

-Tanda dan petanda dalam film kafir mengenai salah satu keimanan yang enam adalah: 1) Iman Kepada Qada dan Qadar Allah, makna signifier dan signified digambarkan oleh tokoh Sri, Andi dan Dina yang menerapkan sikap tawakal kepada Allah, dan meyakini bahwa ayahnya sudah dipanggil Allah. 2) Iman Kepada Kitab-kitab Allah, makna signifier dan signified digambarkan oleh tokoh Sri dengan bacaan ayat qursi untuk melindungi dirinya. 

-Realitas sosial tanda iman yang dimiliki oleh para tokoh dalam film kafir. 1) Iman kepada qadha dan qadar Alah dalam film realitas sosialnya adalah saat kepala keluarganya meninggal secara tiba-tiba, keluarga Sri memilih untuk tawakal meski merasakan keanehan saat kepala keluarganya itu meninggal. 2) Sri mempercayai bahwa pertolongan hanya datang dari Allah melalui ayat-ayat Al-qur’an sehingga dia lansung membacakanya di saat ada sesuatu yang membuat jiwanya tidak tenang.

Kesimpulan: Film kafir adalah film yang disutradarai oleh Azhar Kinoi Lubis mengisahkan tentang keimanan yang dimiliki oleh masing-masing tokoh dalam film kafir.Namun, dalam film ini tidak hanya menyuguhkan tanda keimanan yang enam, melainkan keimanan terhadap hal yang ghaib seperti perbuatan yang menyekutukan Allah yang diperankan oleh tokoh Jarwo, Leila, dan Hanum.

 

Jurnal 2.

Judul: Analisis Semiotika pada Film Laskar Pelangi

Objek: Film Laskar Pelangi

Pendekatan: Analisis semiotika dengan menggunakan teori Ferdinand De Saussure.

Analisis: 1. Semiotika Bahasa Pada Film Laskar PelangiBahasa  yang  ada  pada  film Laskar  Pelangiadalah  bahasa  yang  memberikan  makna positif  kepada  para  penontonnya. Bahasa  yang  memiliki  pesan-pesan  moral  yang  tinggi tentang  semangat,  berbakti,  pantang  menyerah,  mengabdi,  berkorban,  berintegritas  serta pemerataan  pendidikan  memberikan  makna  positif  yang  mengajak  penontonnya  untuk memiliki  karakter  yang  baik.  Apalagi  untuk  generasi  muda  yang  akan  menjadi  penerus bangsa.  Harus  terus  semangat  untuk  sekolah  walaupun  memiliki  banyak  keterbatasan  baik dari fasilitas dan tenaga pengajar, memiliki integritas sebagai seorang pemimpin dimanapun kita berada, berbakti pada orang tua yang mendidik dan menyekolahkan kita. Dan untuk para pendidik  (guru),  harus  memiliki  pengabdian  dan  mendidik  tidak  berdasarkan  materi.  Selain memberikan  makna  yang  positif,  bahasa  dalam  film Laskar  Pelangimenggunakan  bahasa daerah Belitung. Itu menunjukkan bahwa kita harus mencintai dan melestarikan bahasa daerah. Walaupun kita harus menguasai bahasa asing, tapi jangan melupakan bahasa daerah kita.

2. Semiotika Gerak Pada Film Laskar Pelangi Gerak   pada   film Laskar   Pelangimemberikan   pesan   moral   yang   tinggi   bagi penontonnya.  Gerak  yang  menunjukkan  harapan  dan  ketulusan,  semangat,  kekaguman  dan terus bertahan walau sulit memberikan makna bahwa kita harus memiliki harapan akan cita-cita  kita  dan  tulus  dalam  melakukan  apapun,  selalu  semangat  dan  terus  bertahan  untuk menggapai  cita-cita  kita.  Dan  sebagai  pengajar,  harus  selalu  bersemangat  dalam  mendidik serta  memiliki  harapan  dan  ketulusan  kepada  murid-murid.  Agar  generasi  muda  bangsa Indonesia bisa menjadi pelangi yang indah dan dilihat oleh semua orang. 

3. Pemaknaan Bahasa Pada Film Laskar PelangiDari  hasil  wawancara  dengan  informan  yang  menonton  film Laskar  Pelangi,  mereka memiliki    makna    yang    sama    tentang    bahasa    pada   film Laskar    Pelangi.    Walaupun menggunakan bahasa daerah, bahasa dalam film laskar Pelangi bisa dimengerti dan dimaknai oleh  penontonnya.  Menurut  mereka  bahasa  dalam  film  Laskar  Pelangi  memberikan  makna yang  positif.  Dari  semangat,  motivasi,  keinginan  dan  hasrat  yang  kuat  untuk  sekolah, pengorbanan,  kerja  keras,  tanggung  jawab,  serta  pemerataan  pendidikan  membuat  mereka memiliki  semangat  untuk  sekolah  serta  menyadarkan  mereka  tentang  kerja  keras  untuk menggapai  impian  dan  pentingnya  kehadiran  guru  dalam  mendidik  generasi  muda  bangsa Indonesia. 4. Pemaknaan Gerak Pada Film Laskar PelangiDari hasil wawancara dengan informan yang menonton film Laskar Pelangi, ada yang pemaknaannya  sama  dan  ada  yang  berbeda.  Tapi,  dari  semua  pemaknaan  gerak  yang mereka   katakan,   menunjukkan   mereka   memiliki   makna   yang   positif.   Dari   gerak   yang menunjukkan   ketulusan,   semangat,   kekaguman,   harapan,   kebersamaan   dan   antusias memberikan    makna    bahwa    ditengah    keterbatasan    harus    tetap    semangat,    dalam kebersamaan  pasti  hal  yang  sulit  dapat  dilakukan,  memiliki  harapan  dan  ketulusan  dalam mendidik serta terus memiliki harapan suatu saat nanti bisa menjadi pelangi yang indah serta selalu kagum dan bersyukur dengan apa yang telah diberikan oleh Sang Pencipta.

Kesimpulan: Film   Laskar   Pelangi   terinspirasi   dari   kisah   nyata   perjuangan   anak-anak Belitung  yang  ingin  sekolah,  tekad  yang  kuat  untuk  belajar  serta  pengabdian  guru ditengah  keterbatasan.  Potret  pendidikan  Indonesia  saat  ini,  berbeda  dengan  apa yang ada dalam film Laskar Pelangi. Banyak pelajar yang tawuran dan bolos sekolah. Maka  itu,  sangat  penting  untuk  mengetahui  tanda-tanda  (makna)  dari  film  Laskar Pelangi agar masyarakat bisa mengetahui film-film yang mendidik dan lewat film ini, bisa   memberikan   inspirasi   bagi   generasi   penerus   bangsa   tentang   pentingnya semangat  dan  tekad  yang  kuat  untuk  belajar  serta  untuk  para  pendidik,  dapat memiliki karakter yang mau mengabdi. Lewat  makna  pesan  dalam  film  Laskar  Pelangi  kita  bisa  mengetahui  bahwa sebagai generasi penerus bangsa kita harus terus belajar, jangan pernah menyerah dan  kalah  dengan  kesulitan  dan  sebagai  pendidik  milikilah  karakter  yang  mau mengabdi  untuk  bangsa  Indonesia.  Jangan  pengabdian  diukur  karena  materi  saja. Serta bagi masyarakat Indonesia harus bisa memilih film mana yang pantas ditonton dan yang tidak. Untuk produser, sutradara dan rumah produksi film buatlah film yang mencerdaskan kehidupan anak bangsa, agar bangsa kita memiliki generasi penerus yang luar biasa.

 

-anak

Jurnal 3.

Judul: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL DALAM FILM SQUID GAME.

Objek: Film Squid Game.

Pendekatan: Penelitian kualitatif yang sifatnya deskriptif dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes.

Analisis: Melalui analisis yang dilakukan melalui penggunaan teori semiotika oleh Roland Barthes, peneliti menemukan pesan moral yang terdapat dalam film ini yang ditampilkan melalui makna denotatif, konotatif beserta mitos beracuan pada konsep moral utilitarian yang dikembangkan oleh Jerremy Bentham. Pada film ini jelas membukakan mata penonton tentang bagaimana seseorang akan mendapatkan sesuatu dari hasil kerja keras dan usaha yang menghasilkan manfaat dalam diri kita. Pada film ini setiap tokoh dalam cerita memiliki tujuan yang sama yaitu memenangkan permainan dan mendapatkan hadiah utama berupa uang 45 miliar won, setiap peserta yang memiliki latar belakang kehidupan yang berbeda bersaing untuk memenangkan permainan. Pada film diperlihatkan bagaimana Seong Gi-hun yang mengikuti permainan dengan ambisi mendapatkan uang yang akan digunakan untuk mendapatkan hak asuh atas anaknya, Seong Gi-hun yang memulai permainan untuk bertahan hidup dan mendapatkan uang namun harus mengorbankan nyawa orang lain. Menurut konsep moral utilitarian hal yang memiliki manfaat bagi orang tersebut walau harus mendapatkanya dengan cara-cara yang buruk tetap harus dianggap sebagai moral yang baik, Seong Gi-hun yang memenangkan permainan dengan tujuan bertahan hidup dan mendapatkan uang yang akan digunakan untuk mendapatkan hak asuh anaknya merupakan moral baik yang bisa kita ambil dari serial film Squid Game.

Kesimpulan: Terdapat banyak sekali tanda dalam Film Squid Game yang mengandung arti tersirat. Sutradara Squid Game sangat apik membungkus pesan kesenjangan sosial di Korea Selatan lewat film yang hanya 9 episode. Tanda tanda tersebut ditampilkan melalui beberapa aspek seperti latar dan setting film, teknik pengambilan gambar,karakter dan dialog antar tokoh, adegan yang dilakukan pemain, hingga pemilihan wardrobe tokoh tokoh di film Squid Game. Aspek aspek tersebut lah yang kemudian turut membangun alur cerita film yang menghasilkan pesan pesan moral.

 

Jurnal 4.

Judul: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA RASISME PADA FILM “8 MILE”.

Objek: Film "8 Mile".

Pendekatan: Semiologi Roland Barthes.

Analisis: Berdasarkan hasil penelitian dan analisis menggunakan metode semiotika, penulis menyimpulan bahwa pesan-pesan rasialisme dalam film 8 mile merupakan prasangka rasialis yang sering terjadi dalam masyarakat ini. Ada 3 jenis prasangka rasialis yang terdapat dalam penelitian ini. Pertama, rasialisme sosio-kultural berdasarkan warna kulit.Rasialisme ini merupakan diskriminasi yang dilakukan dengan mengagungkan superioritas jasmani dan rohani warna kulit seseorang karena menganggap dirinya lebih baik dari warna kulit lainnya. Rasialisme sosio-kultural ini banyak digambarkan melalui film 8 mile. Kedua, rasialisme bilogis berdasarkan perbedaan cirri-ciri jasmani. Rasialisme ini dapat berupa perilaku yang seolah –olah menyinggung persaan kelompok lain. Didalam penelitian mengenai makna pesan rasialisme dalam film 8 mile, rasialisme biologis lebih kepada diskriminasi fisik/jasmani kelompok fisik normal terhadap kelompok lain yang mempunyai kecacatan fisik,begitu pula sebaliknya. Ketiga rasialis ekonomis berdasarkan prasangka antar kelas-kelas social. Rasialisme ini merupakan kesenjangan antara kekuasaan antar kelompok satu dengan kelompok lainnya dan adanya perbedaan kelas social yang menimbulkan kebencian antar kelompok manusia. Akibatnya,terjadi sikap merendahkan antara kelompok kuat terhadap kelompok yang lemah.Didalam penelitian ini,rasialisme ekonomis ditujukkan dengan perilaku sewenang-wenang kelompok yang merasa dirinya kuat terhadap kelompok yang dianggap lemah. 

Kesimpulan: Amerika, meskipun sering bersikap rasialis, namun tetap bersikap terbuka terhadap kritik. Kritik-kritik terhadap perilaku rawsial Amerika melalui film tidak dibatasi oleh pemerintah. Film-film tersebut tidak lantas dicekal dan dilarang beredar tetapi justru mendapatkan apresiasi dari pemerintah Amerika.Hal ini dilakukan dalam usaha Amerika untuk memerangi rasialisme.

 

Jurnal 5.

Judul: Analisis Semiotika Ferdinand De Sausures Makna Pesan Iklan Rokok A Mild Versi Langkah.

Objek: Iklan Rokok A Mild Versi Langkah.

Pendekatan: Semiotika Ferdinand De Sausures dengan pendekatan kualitatif.

Analisis: Makna pesan yang terkandung dalam iklan Rokok A Mild Versi langkah adalah :

a. A mild bertujuan untuk mewakili rokok pemula, pemuda, dewasa serta masyarakat luas, yang sesuai dengan gambar scene dalam iklan seperti langkah berat dan setiap scenenya diperakan oleh pemuda dan orang dewasa. 

b. A mild memiliki tingkatan Tar dan Nikotin lebih rendah dibandingkan rokok lainnya dan A mild mempunyai rasa menthol yang digemari banyak orang. Seseuai didalam gambar iklan yang menggambarkan langkah ringan dan langkah sendiri. 

c. A mild dalam scene terakhir memberi pilihan Langkah apa kita selanjutnya, disini A mild menegaskan kepada konsumen bahwa langkah selanjutya pilihlah A mild walaupun menemukan berbagai produk rokok lainya, seperti didalam gambar seorang pria yang menemukan persimpangan jalan, lalu bertanya kemana langkah kita selanjutnya? Langkah selanjutnya pilih A mild. A mild menggambarkan bahwa A mild yang terbaik bagi pemuda dan kalangan dewasa.

Kesimpulan: Penanda yang terdapat dalam iklan Rokok A Mild versi Langkah, langkah ini adalah hasil dari apa yang kita lalui. Hal ini bisa kita ketahui dari beberapa adegan langah manusia yang beraktifitas dengan ekspresi langkah sangat ringan dan ia sukai tanpa beban. Ada pula langkah berat, langkah berderap, langkah sendiri, langkah gak melangkah, langkah melawan arus, langkah penuh dengan penasaran. Adapun petanda dalam iklan Rokok A Mild Versi Langkah adalah hari ini adalah langkah yang kita lalui dari berbagai macam langkah yang ditayangkan. Langah yang ringan digambarkan oleh iklan dengan beberapa adegan langkah ringan bebrapa pemuda yang menggunakan skateboard dan pria yang terjun kedalam sungai dengan ceria. Sedangkan dalam langkah berat digambarkan dalam iklan beberapa adegan dengan langkah yang menaiki tangga, seorang cewek yang memakai haighil dan bebrapa pemuda yang mendorong mobilnya. Dan yang ketiga langkah mundur yang digambarkan dengan seorang cewek sedang melukis tapi terlihat tidak berhasil dan seorng pria didalam hutan yang ketakutan. Selanjutnya langkah yang berderap digambarkan dengan bebrapa pria yang berjalan cepat dan seorang cewek berjalan sendiri dijala yang gelap. Langkah yang gak melangkah adalah langkah dimana seorang cewek yang menunggangi kuda naun berdiri diatas kuda dan seorang pria yang menari dengan tangan menhan badannya. Langkah yang searus digambarkan adalah seorang pria yang berselancar dengan arus dilaut. Langkah yang berlawanan arus terlihat seorang pria yang naik eskalator berlawanan arah turun dengan orang lain. Sementara ia naik dengan melwati orang yang padat, langkah penuh dengan pencarian digambarkan dengan beberapa orang yang menjajaki gunung untuk mencapi tujuan yang meraka capai.

 

Jurnal 6.

Judul: Analisis Semiotika Roland Berthes pada Poster World Ocean Day BBPB

Objek: Poster World Ocean Day BBPB

Pendekatan: Semiotika teori Roland Barthes sistem denotasi, konotasi, dan mitos/ideologi.

Analisis: Pertama denotasi pada poster ini terdapat ilustrasi ombak yang bergradasi warna hijau, paus yang berwarna biru serta ikan yang berada dibawah paus. Paus memiliki salah satu peran dalam usaha melawan perubahan iklim. Sebagai pompa biologis yang sangat besar asal dasar laut, paus berperan penyimpan karbon jumlah yang cukup banyak. Kemudian apabila paus mati jasadnya akan tenggelam ke dasar laut yang akan menyimpan karbon di laut untuk berabad-abad. Selain itu di bagian kanan terdapat penyu yang berenang di samping berbagai terumbu karang. Pada bagian bawah terdapat bumi yang digambarkan hanya setengah. Terdapat pelengkap informasi kegiatan serta logo BBPB atau Bye Bye Plastic Bag dan YOUTHTOPIA sebagai penyelenggara acara kegiatan memperingati hari laut sedunia. Selanjutnya penjelasan konotasi yang terdapat pada poster. Terdapat slogan “NO MASK, NO ENTRY” merupakan setiap orang wajib menggunakan masker agar dapat mengikuti acara memperingati hari laut sedunia pada BBPB. Selain itu, poster ini menjelaskan bahwa kita hidup bersama-sama dan memperingati hal itu diseluruh dunia. Kata “WORLD” disini mengartikan hari yang dirayakan bukan hanya laut Indonesia melainkan seluruh laut dunia. Kemudian kata “OCEANS” pada poster mengartikan kegiatan ini suatu kegiatan lingkungan yang khusus untuk bagian laut. Akhir kata dari judul acara ini yaitu “DAY” mengartikan acara peringatan ini hanya dilakukan satu hari setiap tahunnya yaitu pada tanggal 8 Juni. Serta makna dari logo BBPM atau Bye Bye Plastic Bag dan YOUTHTOPIA mengartikan bahwa kegiatan ini diselenggarakan oleh organisasi anak muda untuk anak muda dan orang tua. Pembahasan terakhir dengan semiotika teori Barthes mitos/ideologi yaitu BBPM atau Bye Bye Plastic Bag dan YOUTHTOPIA mengajak masyarakat agar mengikuti acara memperingati hari laut sedunia dan mengambil tindakan pada planet biru untuk laut dan iklim yang sehat bersama.

Kesimpulan: Dapat disimpulkan dari hasil analisis poster ini yaitu, setiap objek visual pada poster memiliki tanda dan makna tersendiri. Dari poster World Oceans Day dapat ditemukan makna denotasi, konotasi dan mitos/ideologi. Hal ini dapat munculnya pandangan berbeda oleh setiap pengamat berdasarkan latar belakangnya dan sudut pandang. Poster ini menggambarkan sebagian yang terdapat pada laut agar memahami perlunya mengingat hari laut dunia sebagai gerakan mengambil tindakan pada planet biru dan iklim yang sehat.

 

Jurnal 7.

Judul: ANALISIS SEMIOTIKA LOGO PT. WIJAYA TRIBWANA INTERNATIONAL

Objek: Logo PT. WIJAYA TRIB WANA INTERNATIONAL.

Pendekatan: Menggunakan teori Ferdinand de Saussure dan Charles Sander Peirce.

Analisis: Melihat tanda dan hubungannya dalam teori Pierce, bentuk logo baru PT. Wijaya Tribwana International menurut nara sumber dessainer logo PT. Wijaya Tribwana, Bapak Putu Samiada, hanya terdiri dari satu bidang non geometris, atau bisa disebut dengan bentuk natural atau organik. Hal ini tampak pada tetesan tinta dari logo tersebut. bentuk natural memiliki lebih banyak kurva yang tidak sama, karena umumnya bentuk natural lebih menyenangkan dan menenangkan. Bentuk natural ini memiliki bentuk bebas yang asimetrias dan bersifat spontanis. Bentuk organik pula dapat memberikan rasa tertarik dan juga memperkuat tema. Diambil dari bentuk panel berga,bar daun semanggi berdaun emnpat yang memiliki makna keberuntungan, cinta, uang, dan kesehatan. Pemilik perusahaan ini percaya bahwa semanggi berdaun empat atau dalam bahasa inggris lebih dikenal dengan nama shamrock akan membawa keempat hal tersebut dalam perusahaannya. Pemilihan warna coklat untuk logo baru ini menekankan kesan tradisional, hangat, membumi, sederhana, aman, nyaman, dan friendly. Sehingga perusahaan ini terkesan bersahabar dan tidak kaku, dalam arti bukan perusahaan yang ketat. hal ini juga dapat dilihat dari pemilihan gaya tulisan tangan pada logo tanpa memakai salah satu font, memiliki kesan bahwa perusahaan merubah warna logo lama ke warna yang baru serta tulisan baru yang mengubah image perusahaan dari kaku dan tegas kearah friendly atau bersahabat.

Kesumpulan: Pemilihan logo pada sebuah perusahaan merupakan salah satu upaya yang dilakukan pada setiap perusahaan untuk memberikan ciri yang berbeda. Diharapkan ciri tersebut dapat melekat disetiap pengguna jasa atau konsumen. pemilihan bentuk logo yang telah dipaparkan diatas memiliki konsep bahwa perusahaan tersebut bukan hanya sebagai rumah kedua bagi karyawan, namun menjadi satu kesatuan dan diharapkan perusahaan tersebut menjadi naungan, tempat yang bersahabat, aman dan nyaman bagi seluruh karyawannya dimana filosofi tersebut dapat dilihat melalui logotypedan logogram pada PT. Wijaya Tribwana International.

 

Jurnal 8.

Judul: ANALISIS KOMUNIKASI SEMIOTIKA PADA IKLAN SHAMPOO KHUSUS WANITA BERHIJAB (Tayangan Iklan Shampoo Sari Ayu Martha Tilaar dan Sunsilk di Media Televisi).

Objek: Iklan Shampoo Sari Ayu Martha Tilaar dan Sunsilk.

Pendekatan: Metode analisis komunikasi semiotika Roland Barthes.

Analisis: Komunikasi semiotika pada iklan ini ada beberapa makna yang dapat diambil dari kedua iklan tersebut yaitu pada iklan shampoo Sari Ayu adalah model mengunakan gaun hijau muda dengan hijab berwarna hijau terang bermakna kesegaran, melangkahkan kaki dengan percaya diri bermakna tidak ada keraguan. Untuk kedua tangan diangkat dan dibuka dengan lebar dapat diartikan bahwa sesuatu itu merupakan hal yang sungguh luar biasa dan jari telunjuk menunjukan angka satu ini berarti bahwa sesuatu itu adalah yang pertama dan hanya satu-satunya. Sedangkan pada iklan shampoo Sunsilk manampilkan wajah yang ceria tiba-tiba menjadi sangat tertekan, hal ini menandakan bahwa wajah yang cantik dan ceria dengan mengunakan hijab dapat berubah seketika ketika terjadi sesuatu pada bagian kepalanya. Makna dari kedua jari tangan diletakkan di kedua sisi kepala menandakan bahwa telah terjadi sesuatu pada kepala wanita tersebut yang diakibatkan rasa yang gatal dikulit kapala.

Kesimpulan: Bentuk dan tanda dari kedua iklan shampoo tersebut adalah pada shampoo Sari Ayu awal visualisasi model memperagakan dengan wajah ceria berbusana muslim dan hijab yang sepadan berwarna hijau, iklan ini hanya memberitahukan dan memperkenalkan bahwa rambut adalah sesuatu yang penting untuk dirawat. Dan shampoo Sunsilk adalah model yang baru mengunakan hijab mengalami keluhan pada bagian kepala, terlihat murung dan teman-temanya terlihat ceria.

 

Jurnal 9.

Judul: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA PESAN IKLAN MCDONALD’S INDONESIA VERSI “McDelivery Lakukan Pengantaran Tanpa Kontak Langsung”.

Objek: Iklan MCDONALD’S Indonesia versi “McDelivery Lakukan Pengantaran Tanpa Kontak Langsung”.

Pendekatan: Semiotika Ferdinand De Saussure.

Analisis: 

Scene 1:

-Signifier / Penanda : MDS Rider / Pengantar McDelivery menggunakan logo suhu tubuhnya.

-Signified / Petanda : Pada umumnya penyakit COVID-19 ini dapat diindikasikan oleh beberapa gejala, salah satunya adalah demam tinggi, yang dimana jika seseorang tertular COVID-19 ini suhu tubuhnya bisa diatas 38 derajat celcius. Dengan hal ini pesan yang ingin disampaikan oleh pihak McDonalds adalah para pengantar makanan dari McDonalds memiliki suhu tubuh normal yang dimana bisa diindikasin orang tersebut dalam kondisi prima atau sehat.

Scene 2:

-Signifier / Penanda : MDS Rider / Pengantar McDelivery mensterilkan tangan dengan hand sanitizer. 

-Signified / Petanda : Hand sanitizer disebut efektif untuk membunuh virus COVID-19 ketika kita tak mendapati air mengalir dan sabun. Hal itu ditegaskan oleh Dr. Kalisvar Marimuthu, konsultan senior untuk penyakit menular di National Center for Infectious Diseases (NCID), Singapura. Maka dengan ini pihak McDonalds ingin sekali menyampaikan pesan kepada masyarakat bahwa McDonald‟s menerapkan protokol kesehatan yang ketat agar konsumen percaya dengan McDonald‟s dalam hal ini menggunakan hand sanitizer untuk membunuh virus dan bakteri agar tidak berpindah dari benda yang terpegang.

Scene 3: 

-Signifier / Penanda : MDS Rider / Pengantar McDelivery menjaga jarak dengan pelanggan disaat pengambilan produk 

-Signified / Penanda : Menjaga jarak adalah suatu langkah preventif atau mencegah penularan COVID-19 yang disebabkan oleh droplet yaitu cairan seperti air liur dan menghindari kontak langsung atau berkomunikasi tatap muka. Langkah ini dilakukan McDonalds agar tercipta keamanan dan kenyamanan utnuk kedua belah pihak yaitu konsumen dan pekerja McDonalds agar terbebas dari penularan COVID-19.

Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian iklan McDonald‟s Indonesia versi “McDelivery Lakukan Pengantaran Tanpa Kontak Langsung” yang berdurasi 2 menit 17 detik dengan cara screenshot pada adegan penerapan protokol kesehatan COVID-19 , Peneliti menyimpulkan bahwa iklan tersebut memberikan gambaran atau pesan kepada masyarakat tentang pencegahan penyebaran COVID-19 yang dilakukan oleh McDonalds dengan cara mengirimkan atau mengantar makanan tanpa kontak langsung guna mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, agar tidak ragu dan yakin saat mengkonsumsi produk dari McDonald‟s. Walaupun iklan dan pesan yang disampaikan relevan dengan kondisi saat ini yaitu pandemi COVID-19, ada kekurangan dalam video tersebut yaitu kurangnya bagian audio yang dimana dari menit awal sampai akhir hanya diberikan tulisan dan backgorund music yang kurang menarik dan di ulang-ulang.

 

Jurnal 10.

Judul: Analisis Semiotika Lirik Lagu Berjudul “Online”

Objek: Lagu "Online"

Pendekatan: Semiotika Ferdinand De Saussure.

Analisis: Lirik lagu tersebut menceritakan mengenai seseorang yang siang dan malam yang selalu melihat layar monitor atau layar handphone yang terkoneksi dengan internet, atau yang disebut dengan online. Hal ini diperkuat dengan data dari BBC (Y. Sari, 2010) bahwa pengguna internet di Indonesia pada waktu itu mencapai tiga puluh juta orang pada akhir tahun 2009. Tahun 2009 merupakan tahun lagu berjudul Online ini popular. Jumlah pengguna internet di Indonesia pada waktu itu bahkan menempati urutan pengguna terbanyak keempat di Asia setelah Cina, Jepang, India, dan Korea Selatan. Laporan dari CNN tersebut diperkuat dengan berita dari Kompas.com (Anonim, 2009) tentang kenaikan yang signifikan tentang peningkatan pengguna Facebook yang mencapai tujuh ratus persen dari tahun sebelumnya, dan kenaikan sebesar tiga ribu tujuh ratus persen untuk pengguna Twitter dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Usia rata-rata pengguna, baik pengguna Facebook maupun pengguna Twitter tersebut antara usia 15 tahun sampai dengan 39 tahun.

Kesimpulan: Lirik lagu berjudul “Online” ini memiliki makna mendeskripsikan kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari di masa itu. Dengan kehadiran Internet pada saat itu, seseorang digambarkan mengalami kecanduan Internet. Bentuk-bentuk kecanduan Internet adalah ingin terus terkoneksi Internet baik di rumah dan di tempat kerja, dan selalu ingin terkoneksi Internet di siang hari dan malam hari. Akibat dari kecanduan Internet ini berakibat pada pekerjaan di kantor menjadi tidak terurus atau terbengkelai. Diceritakan bahwa seseorang lebih memilih mengakses Internet dengan membuka email, sosial media, dan video sharing daripada menyelesaikan pekerjaannya.

 

Jurnal 11.

Judul: Analisis desain kemasan bakpia kukus tugu jogja 

Objek: Bakpia kukus tugu Jogja

Pendekatan: Jenis penelitian yang di gunakan pada penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif dengan teori Semiotika Ferdinand de Saussure

Analisis: empat buah bentuk yang yang konsisten terdapat pada tampilan sisi muka kemasan di tiap varian produk yakni logo perusahaan, ilustrasi produk, stempel kualitas, serta keterangan isi produk.

Kesimpulan: Desain kemasan produk Bakpia Kukus Tugu Jogja secara garis besar merepresentasikan identitas dari produk tersebut dengan menawarkan inovasi berupa sajian produk bakpia yang modern dan mewah namun tidak melupakan nilai-nilai luhur budaya Jawa berupa kebijaksanaan dan kesetaran. Melalui analisis semiotika Ferdinand de Saussure, didapat beberapa penggunaan elemen dan prinsip DKV di dalam tanda-tanda verbal dan visual seperti pemaknaan modern dan mewah tergambarkan dalam penggunaan tipografi sans serif, script, serta objek yang diberi warna emas mengkilap. Sedangkan untuk pemaknaan kebijaksaan dan kesetaran tergambarkan dalam penggunaan warna cokelat tua pada beberapa objek.

 

Jurnal 12.

Judul: Analisis poster film “The Boys In The Striped Pajamas (2008)” 

Objek: Poster Film

Pendekatan: Menggunakan pendekatan kualitatif dan berfokus pada analisis poster film “the boys in the striped pajamas (2008)” dengan menggunakan analisis Semiotika Roland Barthes.

Analisis: Didalam poster biasanya tersirat beragam tanda yang memiliki makna. Dalam dunia perfilman, poster dijadikan media visual untuk menyampaikan gambaran umum film tersebut (Shalekhah dan Martadi, 2021)

Kesimpulan: Sebagaimana fungsi poster film sebagai salah satu media komunikasi, visualisasi dalam poster film sarat akan tanda yang jika diuraikan satu persatu dapat ditarik gambaran mengenai film tersebut. Dengan menerapkan analisis semiotika, khususnya Roland Barthes akan menajamkan tanda-tanda yang terdapat pada hadirnya beragam elemen yang ada dalam poster film, sehingga esensi pada setiap poster dapat dipahami maknanya dengan baik. Dalam poster film “The Boys in the Striped Pajamas (2008)”mengandung banyak makna, mulai dari penggambaran tokoh utama dari latar dan kostum yang digunakan, batasan pertemanan yang terhalang oleh perbedaan latar belakang, hingga ketidak-jujuran yang berakhir pada kemalangan. Yang mana semua makna tersebut dapat ditarik dan disimpulkan dengan norma yang ada pada masyarakat kini

 

Jurnal 13.

Judul: Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Poster Film Parasite Versi Negara Inggris

Objek: Poster Film

Pendekatan: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Menurut Creswell (2014), penelitian kualitatif deskriptif digunakan peneliti yang tertarik pada proses pemaknaan, pemahaman yang diambil dari kata-kata atau gambar.

Analisis: Beberapa unsur visual yang terdapat pada film ini yaitu warna, tipografi dan point of interest. Dalam poster ini terdapat 10 warna yang Mendominasi yang mengarah ke warna pastel. Pemilihan warna tersebut kemungkinan mengacu pada salah satu genre pada film Parasite yaitu genre comedy. Pemilihan warna juga kemungkinan mengikuti ciri khas atau style dari La Boca Studio itu sendiri. Selanjutnya terdapat 5 tipografi pada poster. Tipografi pertama terletak pada bagian atas poster bertuliskan “ACT LIKE YOU OWN THIS PLACE” yang merupakan slogan/tagline menggunakan keluarga font sans serif. Kemudian terdapat logotype film Parasite yang juga berperan sebagai point of interst dari poster film ini. Selanjutnya terdapat kalimat ” A FILM BY BONG JOON HO” menggunakan tipografi dari keluarga sans serif. Pada bagian tengah bawah poster terdapat kalimat “INVADING YOUR CINEMAS 7 FEBRUARY” menggunakan tipografi keluarga sans serif. Pada bagian pojok poster terdapat tulisan “A CURZON REALESE” menggunakan tipografi keluarga font sans serif.

Kesimpulan: Kesimpulan berdasarkan hasil analisis adalah berbeda dengan poster asli film Parasite, poster Film yang didesain oleh La Boca Studio Menggambarkan adegan-adegan ikonik melalui berbagai objek yang terdapat pada poster dengan begitu Poster film ini merupakan gambaran umum dari film Parasite itu sendiri.

 

Jurnal 14

Judul: Analisis Tanda Visual dan Verbal Pada Desain Poster “Hari Bidan Nasional”

Objek: Poster “Hari Bidan Nasional”

Pendekatan: Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif lebih bersifat penjabaran terhadap identifikasi data yang telah diperoleh dari hasil observasi.

Analisis: Tampilan visual poster yang terbentuk dari beberapa elemen-elemen penting di dalamnya seperti garis, tipografi, shape,tekstur, warna, value, ruang dan lainnya. Kemudian unsur-unsur tersebut disusun berdasarkan prinsip-prinsip penyusunan desain, mulai dari keseimbangan atau balance, gradasi, pencahayaan, dan lain sebagainya

Kesimpulan: Relasi yang dibangun antara penanda dan petanda merupakan representasi dari eksternal reality atau realitas sesungguhnya. Secara struktur penanda-penanda yang digunakan dalam poster ini merepresentasikan suatu petanda secara eksternal reality bahwa bidan memiliki peran penting di tengah-tengah masyarakat dalam memberikan asuhan dan dukungan secara moril kepada ibu hamil, kemudian memfasilitasi dan memimpin proses persalinan dengan penuh tanggung jawab untuk tujuan yang paling mulia yakni mewujudkan generasi bangsa yang unggul dan sehat jasmani dan rohani menuju Indonesia yang lebih maju. Tentu untuk memenuhi tanggung jawab tersebut seorang bidan dituntut harus memiliki kesabaran dan ketenangan dalam menjalani profesinya, hal ini ditandai dengan latar belakang yang berwarna hijau tosca.

 

Jurnal 15

Judul: Analisis Semiotika Makna Pesan Pada Poster ARTJOG (2016-2018).

Objek: Poster ARTJOG (2016-2018).

Pendekatan: Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

Analisis: Pada poster ARTJOG tahun 2016 pada gambar 1, elemen logo ARTJOG digunakan warna putih yang secara psikologi dapat menarik banyak perhatian, ARTJOG 2016 ini mengambil tema “Universal Influence” yang artinya adalah “pengaruh wacana global, terutama soal Bagaimana kondisi-kondisi yang terjadi di dunia saat ini mempengaruhi kehidupan kita”, tema ini mengekspresikan kebudayaan universal lahir melalui akumulasi peristiwa bersejarah, elemen visual pada ilustrasi latar belakang poster ini berwarna biru yang memiliki sensasi ruang, secara denotatif menambah kekuatan dan kesatuan cocok dan menginterpretasiakan secara keseluruhan apa yang ada dalam acara tersebut. 

Pada poster ARTJOG tahun 2017 elemen visual pada logo ARTJOG 2017 di buat dengan sederhana dengan memainkan komposisi atau tata letak atas dan bawah dengan kombinasi warna yang simple. Tema yang di ambil untuk acara ARTJOG 2017 ialah “Changing Perpective” atau yang berarti Tantangan Bagi Seniman membingkai ARTJOG tahun 2017. Changing Perspective diangkat dengan tujuan mengubah sudut pandang yang telah menjadi profan pada individu di hari ini.

Elemen Semiotika pada logo ARTJOG 2018 kali ini sama seperti tahun sebelumnya tetapi kali ini typografinya sejajar dan lebih terlihat kecil dan bersebelahan dengan tema acara yang secara psikologis dapat menarik banyak perhatian, backround polos warna abu abu dengan tampilan latar belakang yang sederhana, dalam poster ini lebih menunjukkan visual ilustrasinya disalah satu sisi pada background. ARTJOG 2018 inimengambil tema “Enlightenment – Towards Various Futures” yang artinya adalah “Pencerahan –Menuju Berbagai Masa Depan”. Visual logo ARTJOG ini menggunakan simbol Karya berupa serangkaian rajutan berbentuk koral dan terumbu karang warna warni yang melekat pada kerangka paus, serta rajutan sekumpulan ikan berbentuk seperti ledakan yang dihasilkan oleh bom atom. Ilustrasi tersebut memiliki makna konotatif yakni permenungan atas hal-hal yang kita takuti sebagai bentuk ketidaktahuan dan sekaligus mengajak kita menyelam lebih dalam, agar dapat memandang segala persoalan tidak hanya dari atas permukaan saja. Sedangkan secara denotatif warna latar belakang gambar dibuat warna putih polos, hal ini disesuaikan dengan masa depan yang masih belom bisa tertebak warnanya.

Kesimpulan: ARTJOG merupakan pameran seni kontemporer yang diadakan secara tahunan di kota Yogyakarta dan biasanya berlangsung selama sebulan penuh dalam kisaran periode bulan Mei,Juni atau Juli setiap tahunnya. ARTJOG yang dianggap sebagai barometer seni kontemporer di Indonesia senantiasa menghadirkan pelaku seni dari berbagai kalangan baik dalam negeri dan luar negeri, dengan berbagai rupa karya seni mereka-mulai dari dua dimensi, tiga dimensi hingga karya performance art dan seni instalasi.ARTJOG merupakan event seni yang selalu ditunggu masyarakat Indonesia dan pengunjung mancanegara. Aura magis ARTJOG semakin tahun semakin merasuki minat penikmat dan pecinta seni. Tidak hanya didatangi oleh para kolektor, pelaku dan penikmat seni – yang acapkali biasanya terjadi di pameran lain - melainkan masyarakat awam tak ragu dan justru bersemangat untuk ikut mengapresiasi karya-karya seni yang dipamerkan di ARTJOG.

 

Jurnal 16.

Judul: Analisis Visual Pada Poster Promosi Film Trilogi Batman

Objek: Poster promosi film Trilogi Batman

Pendekatan: Pada penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif yang dimana analisis pengumpulan data dijabarkan secara deskriptif untuk menjelaskan apa yang sedang dilakukan atau terjadi dengan melibatkan banyak metode yang ada (Anggito & Setiawan, 2018).

Analisis: Poster film Batman Begins (2005). Batman merupakan superhero yang memaksimalkan semua kekuatan yang dimiliki manusia termasuk kecerdasan dan teknologinya (Irvan, 2020). Dapat disimpulkan bahwa Batman merupakan superhero yang meski tidak memiliki kekuatan apapun namun tetap terlihat memiliki kekuatan super. Seperti tanda dalam poster terlihat manusia biasa yang terjun dari langit-langit namun memanfaatkan perlengkapan kostumnya agar penarikan gravitasinya yang tidak terlalu tinggi. Kelelawar merupakan binatang terbang yang aktif di malam hari dan memiliki kesan yang menakutkan seperti hubungannya dengan ilustrasi siluet Batman yang memakai kostum serba hitam seperti kelelawar yang ada dalam poster tersebut. Terlihat bentuk kelelawar yang sedang terbang memiliki kesamaan dengan kostum Batman yang digunakan seperti bentuk dan warna gelapnya yang identik dengan kelelawar. Kelelawar yang berterbangan di sekitarnya menunjukan fakta bahwa kelelawar memang jenis hewan yang hidup berkoloni yang dimana sekaligus merupakan tampilan adegan yang ada dalam film pada adegan winged backup (1:31:00) saat Batman memanfaatkan segerombolan kelelawar untuk melarikan diri dari polisi.

Poster film The Dark Knight (2008). Pada bagian poster terdapat kalimat yang bertuliskan “WELCOME TO A WORLD WITHOUT A RULES.” yang merupakan slogan/tagline film ini dengan keluarga font sans serif, di dalam tagline tersebut bisa diartikan bermaksud menunjukan kesan isi cerita film yang dimana latar tempat yang anarki tanpa adanya hukum yang berlaku. Untuk judul dibagian bawah sama seperti pada film sebelumnya poster ini menggunakan keluarga font sans serif berwarna putih yang kontras dan diberi letter spacing antar huruf sehingga keterbacaan lebih mudah. Terdapat juga tanggal penayangan film yang dibuat berbeda dari tulisan di sekitarnya yang terkesan membuat pusat perhatian atau tulisan yang menjadi sorotan.

Poster film “Batman The Dark Knight Rises” (2012). Dalam poster promosi film The Dark Knight Rises (2012) tata letak terlihat memiliki unsur balance yang dimana unsur ini menghasilkan susunan yang menarik [16]. Dalam poster ini terdapat kalimat di bagian atas yang bertuliskan “A FIRE WILL RISE” tulisan ini mengidentifikasi bahwa akan ada api/sesuatu yang bangkit di dalam filmnya. Judul film diberikan warna putih kontras dan keluarga font sans serif serta letter spacing yang sama seperti film-film sebelumnya, ini membuat ketiga judul filmnya menjadi selaras dan bisa diidentifikasi sebagai seri film yang sama. Pada bagian bawah juga terdapat tanggal penayangan film yang menjadi sorotan karena warna dan ukurannya yang berbeda dari tulisan di sekitarnya untuk lebih menekankan informasi penayangannya, untuk poster kali ini ditambahkan tulisan “THE LEGEND ENDS” sebagai informasi berakhirnya sang legenda yang bisa saja mengarah ke Batman.

Kesimpulan: kesimpulan yang didapat dalam ketiga poster promosi film ini adalah ternyata terdapat beberapa adegan yang ditampilkan dalam posternya yang bisa bercerita, meski adapun yang memiliki kesamaan sedikit atau tidak sama sekali dengan adegan filmnya, tanda dalam poster ini tetap memiliki keterkaitan satu sama lain yang menceritakan isi filmnya dan bukan sekedar tampilan estetika semata. Meski memiliki perbedaan judul pada film pertama dan sequel selanjutnya, ketiga film ini dapat dikenali sebagai suatu film trilogi yang dimana setelah dilakukannya analisis terdapat konsistensi pada pemilihan tone warna yang dominan memakai warna gelap serta logo Batman pada tulisan judul yang memiliki kesamaan pada bentuknya yang menjadi identitas sequel film Batman karya Christopher Nolan ini.

 

Jurnal 17.

Judul: Semiotika Poster Perempuan (Representasi Perlawanan Perempuan Terhadap Pembangunan Pabrik Semen di Kendeng) 

Objek: Poster Perempuan (Representasi Perlawanan Perempuan Terhadap Pembangunan Pabrik Semen di Kendeng) 

Pendekatan: Penelitian ini menggunakan teori analisis semiotika Roland Barthes dengan pendekatan kualitatif

Analisis: Temuan tanda konotatif utama berdasarkan isu atau topik dari tanda yang telah ditemukan pada poster-poster tentang perlawanan yang dilakukan kaum feminisme. Dari tanda konotatif ini untuk menjawab rumusan masalah bagaimana representasi perempuan dalam poster propaganda terhadap pembangunan pabrik semen di Kendeng. Penandaan konotatif tentang perempuan yang sering muncul adalah: Perempuan sebagai petani dan menggunakan pakaian adat jawa.

Kesimpulan: Poster Kendeng bisa merepresentasikan perempuan dan perlawanan dengan budaya populer poster, yang sudah terbentuk dengan konsep perempuan lemah lembut bisa membawa perubahan pada penafsir. Poster ini sebagai proses penyampaian pesan masyarakat kelas bawah dan petani dengan perwakilan perempuan dengan cara menggambarkan penggunaan kain jarik yang dipakai diatas mata kaki, hal ini merupakan bentuk simbol perlawanan yaitu keluar dari pakem penggunaan jarik di kalangan perempuan priyayi yang harus menutup hinga mata kaki. Dan konstruksi perempuan berdiri sebagai simbol perlawanan di daerah kendeng yang mayoritas petani, berdiri untuk melawan terhadap investor dan penanam modal. Poster Kendeng menggambarkan potret perempuan kelas bawah dan petani di Indonesia yang belakangan ini terjadi beberapa kasus sengketa lahan dan penolakan-penolakan antara masyarakat dan pihak investor maupun pemerintah. Ibu-ibu yang melawan aparat ketika terjadi konflik di lapangan, menghadang alat berat yang akan merusak lahan atas nama pembangunan. Dengan menggunakan sifat asli perempuan yang melindungi, dan menonjolkan kultur budaya Jawa.

 

Jurnal 18.

Judul: Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Poster Iklan Sepatu Adidas

Objek: Poster Iklan Sepatu Adidas

Pendekatan: Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan metode analisis Semiotika dengan pendekatan kualitatif

Analisis: Didalam poster iklan Adidas versi “Fake Hurts Real‟  ini menampilkan kaki seseorang yang tidak menggunakan alas kaki, kaki tersebut terlihat tidak terawat, kusam, kaki dibalut perban yang menggambarkan bahwa kaki tersebut sedang terluka parah, atau kemungkinan sedang mengalami patah kaki. Di perban itu terdapat tiga buah penjepit yang tersusun sejajar, dan ada tulisan Fake Hurts Real dibawah gambar kaki.Gambar kaki ini merepresentasikan konsumen yang mema kai produk sepatu, dan menjadi target penyampaian pesan dari pihak Adidas.

Kesimpulan: Dalam penampilan iklan Adidas versi “Fake Hurts Real” di poster Menggambarkan bahwa suatu keadaan dimana akibat yang ditimbulkan jika menggunakan produk imitasi.

 

Jurnal 19.

Judul: Kajian Tanda Pada Poster Iklan IKEA

Objek: Poster Iklan IKEA

Pendekatan: Metode pada penelitian ini menggunakan metode kulaitatif, dengan pendekatan semiotika.

Analisis: Secara Visual Poster ini memiliki dimensi 7:10 berbentuk potrait. Poster ini di dominasi dengan warna biru muda sebagai background nya dengan sentuhan efek vignette pada poster ini. Terdapat 2 objek utama dalam poster ini yaitu objek kemasan pil/obat (Blister Pack) yang sudah terbuka satu buah dan sebuah bantal produk IKEA. Terdapat teks Tagline “No Pills, Just Pillow!” di bawah 2 objek utama. Terdapat logo IKEA dibagian pojok bawah poster dan text.

Kesimpulan: Makna dari setiap poster IKEA adalah pesan yang disampaikan kepada audiens tertentu dalam bentuk tanda visual. Secara umum, pesan iklan yang diberikan oleh sebuah tanda dapat dilihat dalam dua cara: tanda yang dirasakan secara visual oleh panca indera dan makna dari tanda yang disampaikan. Simbol visual dapat dikenali dari representasinya, baik berupa ikon, katalog, maupun simbol. Makna yang disampaikan oleh tanda tersebut dapat dipahami melalui interpretasi berdasarkan konsep-konsep ilmiah yang berkaitan dengan mitos. Makna visual dari poster iklan IKEA ialah untuk mempengaruhi masyarakat agar menggunakan produk yang ditawarkan melalui komunikasi massa yang digunakan oleh desainer IKEA bersifat similarity atau peniruan bentuk dari kenyataan.

 

Jurnal 20.

Judul: Analisis Visual Poster Kiko Pada Serial Animasi Kiko Musim Ke-1

Objek: Poster Kiko pada seriap animasi Kiko musim ke-1

Pendekatan: Metode yang digunakan dalam penelitian ini Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Deskriptif.

Analisis: Warna pada poster KIKO yang didominasi oleh warna biru pada background poster dan jingga pada judul serial animasi “KIKO”. Warna biru yang mendominasi pada background memberikan gambaran terhadap latar belakang cerita, yang mana isi cerita berlatar belakang kehidupan di dalam perairan, yang diwakilkan dengan warna biru. Warna jingga yang terdapat pada judul “KIKO” berupa gambaran tentang keidentikan pada ikan mas koki, yang mana karakter utama Kiko merupakan seekor ikan mas koki, selain itu warna jingga juga memberikan konotasi bahwa tokoh utama yaitu Kiko memiliki karakter yang ceria, hangat, dan energik. Struktur Konseptual pada karakter utama Kiko berupa baju yang dipakai bermotif sisik yang memvisualisasikan keidentikan seekor ikan. Rambut berbentuk gelombang memvisualisasikan bentuk insang ikan, dan warna kulit cream (krem) yang memvisualisasikan bahwa karakter Kiko merupakan Humanoid Goldfish (ikan yang bermutasi menjadi manusia).

Kesimpulan: Secara keseluruhan yang didapat dalam poster serial animasi KIKO musim ke-1 ini selain bertujuan untuk memberikan informasi terkait mengenai jadwal tayangnya, juga dalam poster merepresentasikan beberapa isi adegan pada serial animasi KIKO dengan hadirinya represented participant. Keseluruhan elemen visual pada poster serial animasi juga berkesinambungan dengan latar belakang dari alur cerita serial animasi KIKO, yang mana pada serial animasi KIKO menceritakan tentang kehidupan ikan yang hidup didalam perairan, maka dari itu warna yang didominasi adalah warna biru dan jingga. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada pembahasan sebelumnya, konsep-konsep pada poster KIKO banyak terbentuk dari struktur konseptual representation metafunction berupa elemen visual artwork. Terbentuknya komunikasi visual melalui elemen visual yang digunakan pada media poster serial animasi KIKO musim ke-1 tidak terlepas dari perancang dalam memilih, dan mengatur elemen visual yang digunakan pada media poster KIKO.

 

Sekian review dari kami, terima kasih :)

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS SEMIOTIKA MITOS, METAFORA, DAN METONIMI PADA IKLAN ROKOK A MILD VERSI "LANGKAH"

Menganalisis Mitos dan Pengalaman Estetis Dalam Lagu (Stitches - Shawn Mendes)